Julukan baru Mbah Mijan, Dukun 1000 Jin Yang Ingin Menangkan Ahok Ini Ternyata Keok

Julukan baru Mbah Mijan, Dukun 1000 Jin Yang Ingin Menangkan Ahok Ini Ternyata Keok

Paranormal Mbah Mijan ramai diserbu netizen, setelah calon pasangan gubernur jagoannya kalah dalam pilkada DKI Jakarta.


Bahkan ada julukan baru yang diberikan dukun akibat ramalannya yang salah, Dukun 1000 Jin. Pasalnya sebelum pemilihan Mbah Mijan sesuambar akan menurunkan 1.000 jin untuk mengawal Pilkada.


Paranormal ini juga sebelumnya meramal jika Ahok-Djarot akan terpilih kembali.




“Selamat kepada bapak Purnama dan bapak Hidayat, atas terpilihnya kembali, semoga amanah, Amiin,” tulis Mbah Mijan di twiternya Februari lalu.


Nah bagaimana jadinya setelah Ahok-Djarot dinyatakan kalah versi hitung cepat? Melalui akun twitternya Mbah Mijan menyampaikan permintaan maafnya.




“Mohon maaf kepada seluruh pendukung Ahok-Djarot, kita sudah bekerja keras maximal, namun inilah kehendak Tuhan, Selamat kepada Anies-Sandi,” tulis Mbah Mijan.



Menanggapi kicauan itu, netizen pun banyak berkomentar. Bahkan ada yang menyebut Mbak Mijan sebagai 'Dukun PHP (pemberi harapan palsu) oleh seorang followernya.




"Mbah php lohh," tulis Junita Lestari‏ melalui akunnya @junitalestari30.



Bahkan ada yang menyindir kalau jin yang telah dikumpulkan untuk memenangkan Ahok-Djarot pada kabur karena telah dirukyah (didoakan).


Ramalan Meleset, Mbah Mijan Ngeles Soal Kekalahan Ahok


"Ribuan jin yg nongkrong di tps pada kabur mbah setelah di rukyah," tulis pengguna Twitter lainnya.


Sementara itu Mbah Mijan juga mengungkapkan hasil penerawangannya soal dampak yang akan melanda Jakarta jika bukan Anies-Sandi yang menang.


“Saya katakan sejujur-jujurnya, bahwa kemenangan nomor 3 adalah yang terbaik untuk warga Jakarta, untuk keamanan rakyat yang tak berdosa.”


Ia juga mengungkapkan jika apa yang terjadi di ibu kota pada dini hari tadi sangat mencekam.


“Bahkan hingga pukul 03.00 tetap tidak bisa didinginkan, hingga akhirnya demi rakyat yang tak berdosa, kita persilahkan pemimpin baru Jakarta”.


“Semoga kalian paham tentang apa yang saya katakan, seandainya kalian tahu soal obrolan tadi malam, mungkin anda akan memilih golput, serius.”


Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat sekaligus petahana berdasarkan hasil quick count hasil pemungutan suara dinyatakan kalah.


Pemenangnya adalah pasangan nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno. Hasil quick count Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) menunjukkan pasangan Basuki dan Djarot hanya meraih 44,14 persen suara, sedangkan pasangan Anies dan Sandiaga meraih 55,86 persen suara.


Data masuk sebanyak 96,29 persen. Kendati dinyatakan kalah, namun pemenang sah adalah yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta berdasarkan hasil real count.


Kekalahan pasangan petahana telah diprediksi sejumlah lembaga survei dan konsultan politik, sebelumnya. Saat pemungatan suara putaran pertama, pasangan Ahok, sapaan Basuki dan Djarot malah menang.


Lalu, apa sebenarnya penyebab petahana kalah pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022?


Peneliti dari lembaga survei sekaligus konsultan politik LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dan Ardian Sopa pernah membeberkan sebelumnya.


Berikut lima penyebab kekalahan pasangan petahana (incumbent) ini berdasarkan hasil riset LSI Denny JA yang dilansir dari Tribun-Timur.com:


1. Kesamaan Profil Pemilih


Pendukung, termasuk partai politik pengusung pasangan nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang kalah pada putaran pertama lebih banyak mengalihkan dukungan kepada pasangan Anies dan Sandiaga.
Hal ini didasari kesamaan profil pemilih.


2. Kebijakan Tak Pro Rakyat


Akibat kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang dinilai tak pro kepada rakyat. Kebijakan tersebut, antara lain berupa penertiban kawasan pemukiman dan reklamasi di pantai Jakarta Utara.


3. Sentimen Anti-Ahok


Faktor sentimen anti-Ahok karena kapitalisasi isu agama dan primordial. Ahok dianggap tak pas untuk memimpin pemerintahan DKI Jakarta karena bukan pemeluk agama yang mayoritas dipeluk warga DKI Jakarta.


Berdasarkan asil riset LSI Denny JA, sekitar 40 persen pemilih yang beragama Islam di DKI Jakarta tidak bersedia dipimpin oleh Ahok yang non-Muslim. Mereka berupaya keras agar Ahok kalah dan tidak memimpin lagi DKI Jakarta. Selain itu, dia juga berasal dari kelompok etnis minoritas.


4. Kasar dan Arogan


Karakter Ahok yang kasar dan arogan. Sikap mantan Bupati Belitung Timur itu dianggap bukan tipe pemimpin yang layak memimpin Jakarta karena omongannya kerap dianggap kasar.


Puncaknya, ketika dia blunder soal ayat suci Alquran. Belum lagi sikapnya yang dinilai tidak konsisten, suatu ketika mencerca partai politik dan hanya ingin maju lewat jalur independen. Namun, selanjutnya ia berjuang mencari dukungan partai politik.


5. Kompetitor Baru


Hadirnya kompetitor baru yang menjadikan pemilih memiliki alternatif dalam memilih pemimpin DKI Jakarta.
Pasangan Anies dan Sandiaga, serta pasangan Agus dan Sylviana menjadi alternatif pemilih yang pro maupun kontra Ahok.


Sumber : Julukan baru Mbah Mijan, Dukun 1000 Jin Yang Ingin Menangkan Ahok Ini Ternyata Keok
Julukan baru Mbah Mijan, Dukun 1000 Jin Yang Ingin Menangkan Ahok Ini Ternyata Keok Julukan baru Mbah Mijan, Dukun 1000 Jin Yang Ingin Menangkan Ahok Ini Ternyata Keok Reviewed by Info Medan Terlengkap on 9:34 PM Rating: 5
Powered by Blogger.