Parah. Kepala Sekolah Setrum Murid SD Hingga Alami Gangguan Jiwa
Seorang siswa di SDN Lowokwaru 3, Kota Malang, mengaku disetrum oleh kepala sekolahnya Akibatnya, siswa itu mengaku mengalami gangguan kesehatan. Siswa itu berinisial RA.
Dilansir oleh Kompas.com, didampingi oleh ibunya, Anita, RA mengatakan bahwa penyetruman yang dianggap sebagai terapi itu dialaminya pada Selasa (25/4/2017) pekan lalu
Ketika itu, ia baru saja melaksanakan shalat dhuha berjamaah dan diminta untuk tetap tinggal di dalam mushala sekolah.
"Sebelum disetrum disuruh meditasi selama 10 menit dengan menutup mata," kataya kepada Kompas.com, Minggu (30/4/2017) malam.
Setelah meditasi selesai, siswa itu diminta untuk berdiri di atas papan yang dialiri oleh tegangan listrik.
Ada dua papan yang teraliri tegangan listrik. Satu diminta untuk tempat berdiri siswa dan satu lagi untuk tempat berdiri kepala sekolah itu. Selama proses penyetruman berjalan, kepala sekolah itu memegang sebuah tespen untuk memastikan aliran listrik masuk ke tubuh siswa itu.
"Tespennya ditaruh di dahi juga di telapak tangan. Katanya kalau nyala banyak (terang) berarti banyak bohong kepada orangtua," jelasnya.
Proses penyetruman itu tidak berlangsung lama. RA mengaku hanya berlangsung selama sekitar tiga menit. Namun selama itu, ia merasakan ngilu pada dahi dan tulang tangan kanannya. Selain dirinya, RA mengaku ada tiga siswa lainnya yang mengalami perlakuan sama dalam waktu bersamaan, yaitu MK, MZ dan MA.
Setelah menjalani penyetruman itu, keempat siswa itu mengalami gangguan kesehatan yang berbeda-beda. Ada yang merasa pusing, lemas hingga mimisan.
Anita, orangtua RA mengaku mendapat informasi penyetruman kepada anaknya itu dari teman-temannya di sekolah.
"Di rumah dia sempat mimisan. Tapi tidak mengaku," katanya.
Setelah ia mendapati informasi apa yang terjadi kepada anaknya, ia langsung mendatangi pihak sekolah pada Kamis (27/4/2017), dua hari setelah kejadian. Kepada para orangtua siswa itu, pihak sekolah tidak menampik adanya penyetruman dan mengaku melakukannya untuk tujuan terapi listrik.
Pihak sekolah juga mengeluarkan pernyataan permintaan maafnya karena melakukan terapi itu tanpa sepengetahuan orangtua siswa yang bersangkutan. Pihak sekolah juga berjanji untuk tidak melakukannya lagi
Pernyataan tertulis itu ditandatangani oleh Kepala SDN 3 Lowokwaru, Tjipto Yhuwono.
"Pernyataan dikeluarkan oleh pihak sekolah dan bermaterai," katanya.
Sementara itu, Kepala SDN Lowokwaru 3 Kota Malang, Tjipto Yhuwono enggan dikonfirmasi terkait terapi listrik itu. Ia enggan menjelaskan tentang terapi listrik yang dilakukannya kepada siswanya itu.
"Ngapunten enggih. Besok saja ketemu. Sekarang saya masih ada acara," katanya, Senin (1/5/2017).
Sementara itu Pemerintah Kota Malang, Jawa Timurmemberi atensi khusus terhadap insiden Kepala SDN Lowokwaru 3 Kota Malang yang menyetrum siswanya untuk tujuan terapi.
Saat ini, Pemerintah Kota Malang sudah memanggil pihak yang bersangkutan untuk dimintai keterangan terkait insiden tersebut.
"Sudah ada pemanggilan dan penanganan khusus masalah ini. Kami sudah melakukan pemanggilan melalui Kepala Dinas Pendidikan," kata Wali Kota Malang, M Anton saat ditemui usai upacara Hari Pendidikan Nasional di Balai Kota Malang, Selasa (2/5/2017).
Anton menyebut, apa yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap siswanya itu untuk terapi kesehatan. Namun dia menilai, penyetruman yang disebut sebagai terapi listrik itu terlalu berisiko dan tidak ada koordinasi langsung dari pihak sekolah ke Pemerintah Kota Malang.
"Bukan berarti disetrum, bukan. Ada metode yang disampaikan kepada kita untuk semacam kesehatan untuk pola pikir lah. Tapi maksud baik itu yang belum pernah diajukan kepada kita atau koordinasi," ucapnya.
Menurut dia, terapi kesehatan dengan menggunakan listrik merupakan sesuatu yang tidak lazim.
"Kesalahannya ini kan tidak lazim. Paling tidak pernah ada koordinasi. Sebenarnya untuk kesehatan, cuma salahnya ini," katanya.
Sampai saat ini, belum ada sanksi yang diberikan kepada kepala sekolah tersebut. Anton mengaku masih akan menyelidiki kasus tersebut.
Sebelumnya, RA salah satu siswa di SDN Lowokwaru 3 Kota Malang mengaku disetrum oleh kepala sekolahnya, Tjipto Yhuwono.
Didampingi orang tuanya, Anita, RA mengaku bahwa penyetruman dengan tujuan terapi itu membuat sejumlah organ tubuhnya ngilu, bahkan mimisan. Penyetruman itu terjadi pada Selasa (25/4/2017) pekan lalu.
Menurut RA, ada empat siswa yang disetrum. Selain dirinya, rekannya, MK, MZ, dan MA juga mengalami hal yang sama.
Penyetruman itu dilakukan dengan menggunakan dua papan kecil yang dialiri tegangan listrik. Satu papan untuk tempat siswa dan satu papan lainnya untuk kepala sekolah. Selama proses penyetruman, kepala sekolah memegang tespen untuk melihat tegangan listrik yang masuk ke tubuh siswa.
Kepala SDN Lowokwaru 3 Kota Malang, Tjipto Yhuwono belum bisa dikonfirmasi terkait kasus itu.
Sumber : Parah. Kepala Sekolah Setrum Murid SD Hingga Alami Gangguan Jiwa