Museum Huta Bolon Simanindo Samosir
Museum Huta Bolon Simanindo merupakan rumah adat warisan Raja Sidauruk. Sejak 1969 bangunan ini dijadikan museum terbuka. Museum ini terdiri atas sejumlah rumah adat dengan Huta Bolon Simanindo sebagai pusat. sedangkan koleksi yang ada didalamnya berupa peninggalan leluhur orang Batak Toba dari Samosir yang antara lain terdiri atas parhalaan, pustaha laklak, tunggal panaluan, dan solu bolon. hanya dengan membayar karcis 30.000 maka anda sudah bisa menikmati peninggalan masa sejarah zaman dulu.
Museum ini berlokasi di Jl. Pelabuhan Simanindo, Simanindo Sangkal, Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Museum Huta Bolon Simanindo, salah satu objek wisata budaya yang ada di Pulau Samosir.
Ketika memasuki gerbang masuk, kita bisa melihat beberapa makam raja Batak serta keluarganya dengan bentuk makam yang khas sekali. Selain melihat-lihat Museum ssederhananya, kita bisa memasuki pekarangan Huta Bolon ini. Namun terlebih dahulu kita harus membayar tiket masuk terlebih dahulu
Harga tiket masuk, yaitu 10ribu rupiah. Namun, jika kalian ingin melihat pertunjukan Tari batak Tradisional, maka kita membayar tiket masuk sebesar Rp 50ribu. Namun, sayangnya waktu itu, kami tidak sempat melihat pertunjukan tari, karena terlalu pagi mungkin.
Jadwal Pertunjukan Tarian Batak Tradisional yaitu :
- 10.30 - 11.45
- 11.45 -12.10
- Kecuali Hari Besar/Minggu 11.45 - 12.30
Huta Bolon merupakan nama dari sebuah kampung tua. Huta adalah kampung tradisional orang batak yang dikelilingi oleh benteng dan tanaman pohon bambu guna untuk menghalangi musuh masuk ke dalam kampung tersebut. Huta hanya mempunyai satu pintu gerbang.
Rumah di dalam Huta tersebut berbaris disamping kiri dan kanan dari rumah raja, Rumah Raja dinamai Bolon. Dihadapan rumah Raja didirikan lumbung pada yang diberi nama Sopo. Halaman tengah diantar rumah Bolon dan Sopo, dahulu dipergunakan sebagai Mangalahat Horbo. Adapaun arti dari Mangalahat Horbo adalah untuk acara adat memotong kerbau dan memukul gondang. Ditengah halaman didirikan sebuah Tonggak yang dihias dengan daun-daun yang melambangkan pohon suci (Pohon Beringin). Tonggak tersebut bernama Borotan. Kerbau yang digiring akan disembelih di Borotan tersebut.
Nah, dalam Pesta Adat Mangalahat Horbo ini akan ada Tari-tarian. Ada beberapa nama atau jenis tarian yang dipertunjukan dalam Mangalahat Horbo tersebut, diantaranya :
- Gondang Lae-Lae. Merupakan doa kepada Dewata agar kerbau yang akan diikatkan tidak bertingkah yang jelek sewaktu digiring ke Borotan. Kepercayaan Orang Batak zaman dahulu, bahwa setiap tingkah laku dari kerbau merupakan alamat sesuatu yang baik atau buruk terhadap yang berpesta.
- Gondang Mula-Mula. Yaitu doa kepada Mula Jadi, Dewa pencipta bumi, langit, dan segala isinya agar Dia menganugerahkan putra dan putri, membawa kekayaan, menjauhkan bala dan menyembuhkan segala penyakit kepada yang mengadakan pesta.
- Gondang Mula Jadi. Tari untuk mengatakan bahwa doa telah dikabulkan oleh Dewata atau Tuhan.
- Gondang Shata Mangaliat. Orang yang berpesta menari dengan mengelilingi tonggak atau Borotan penyembelihan kerbau, di mana diikatkan seekor kerbau pada pesta adat. Kerbau tersebut disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan kepada yang berpesta dan kepada mereka yang berhak menerima sesuai dengan adat yang ditentukan.
- Gondang Maralolop-olopan. Kemudian orang yang berpesta saling memberi selamat sesamanya.
- Gondang Siboru. Tarian untuk para pemuda sambil menari datanglah putri yang masing-masing dengan pengharapan agar datang untuk melamarnya.
- Gondang Sidoli adalah Tarian untuk pemudi, sambil menari datanglah seorang pemuda untuk mendekati seorang putri yang dicintainya dan yang didambakannya menjadi istrinya dan sebagai pertanda ia mencintai putri, dia akan memberi sejumlah uang.
- Gondang Pangurason. Roh nenek moyang berpesta datang dan menyusup pada tubuh salah seorang penari dan memberi berkat kepada mereka.Tari Bersama. Semua tamu yang diundang diajak menari bersama dengan tuan rumah yang mengadakan pesta tersebut.
- Tortor Tunggal Panaluan. Tari ini diperankan oleh seorang dukun untuk berkomunikasi dengan Dewata Natolu untuk meminta sesuatu seperti hujan, keturunan, atau kesuksesan dalam kehidupan.
- Gondang Sigale-gale. Tari boneka yang terbuat dari kayu mirip dengan manusia. Dimana pada zaman dulu kala ada seorang raja yang hanya mempunyai anak tunggal. Pada suatu saat anak raja tersebut jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Raja sangat sedih menerima musibah tersebut sebab anak yang diharapkan untuk meneruskan cita-citanya (Kerajaannya) sudah tiada. Jadi, untuk meringakan penderitaan Raja dan sekaligus mengenang anaknya, maka Raja memerintahkan rakyatnya untuk mengukir sebuah patung yang sangat mirip dengan anaknya, Dimana kala raja ingin melihat anaknya maka Raja akan mengundang rakyatnya untuk membuat pesta Tarian Sigale-gale. Begitupun saudara perempuan Sigale-gale akan melepaskan kerinduannya dengan menari bersama dengan Sigale-gale
Sumber : Museum Huta Bolon Simanindo Samosir