Tiongkok Investasi 99 T Untuk Bangun Industri Terpadu di Medan
Indonesia Best & Grow Investment Group dengan Shenzhen Qixin Construction Group Co.Ltd melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) untuk pengembangan kawasan industri terpadu, Golden Integrated Industrial Port Estate (GIIPE) di Medan, Sumatera Utara dengan perkiraan nilai proyek US$ 7,4 miliar (Rp 99 triliun). Acara yang dihadiri Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto bersama Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan ini dilakukan di Beijing, Tiongkok, Sabtu, (13/5).
Menurut Luhut, Pemerintah Indonesia juga menyambut baik adanya kawasan industri GIIPE dan akan mendorong para investor berinvestasi di dalam proyek tersebut.
“Selama kerja sama saling menguntungkan, Pemerintah Indonesia akan memberikan dukungan penuh dan menjamin kenyamanan investasi kepada pada investor,” tegas Luhut dalam keterangannya, Minggu (14/5).
Investor kata Luhut, tidak perlu takut berinvestasi di Indonesia, karena berbagai peraturan yang menghambat sudah dihapuskan
Hal senada disampaikan Airlangga, bahwa Kementerian Perindustrian telah memberikan rekomendasi dan dukungan terhadap pengembangan kawasan GIIPE. Menurutnya, kawasan industri bisa menjadi ujung tombak untuk menarik investasi dan melihat perkembangan industri yang ekspansi di Indonesia.
“Maka, kami juga telah mengumpulkan perusahaan pengelola kawasan industri agar terus meningkatkan daya saing melalui pembangunan fasilitas dan infrastruktur yang mendukung bagi kebutuhan industri,” imbuhnya.
Sementara Komisaris Best & Grow Investmen, Ishak Charlie memaparkan berbagai keunggulan berinvestasi di kawasan industri GIIPE yang berlokasi di Percut Sei Tuan, Medan, Sumatera Utara.
“Letaknya sangat strategis, 16 km (kilometer) dari pusat Kota Medan, 3,5 km dari Bandara Internasional Kualanamu, dan 9,5 km dari pelabuhan Belawan,” ujarnya.
GIIPE menempati lahan seluas 2.000 hektare (Ha) dan masih akan melakukan ekspansi lahan seluas 1.000 ha. Project GIIPE terbagi dalam Power Plant seluas 200 ha, Seaport seluas 200 ha, Industrial Estate seluas 1.000 ha, Residential seluas 200 ha, Cruise Port, Golf & Palm Resot seluas 100 ha, Central Business District seluas 300 ha.
Di sisi lain Indonesia dan Tiongkok menjalin kerja sama di bidang peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) industri dalam menghadapi tantangan revolusi industri keempat. Kesepakatan ini akan tertuang dalam penandatanganan Letter of Intent (LOI) antara Kementerian Perindustrian dengan Tsinghua University tentang Pemberdayaan Manusia pada Inovasi dan Kepemimpinan Kewirausahaan untuk Industry 4.0.
“Pengetahuan dan penguasaan revolusi industri 4.0 sangat krusial bagi industri dengan kombinasi Artificial Intelligence, Big Data, Cloud Computing, Internet of Things, Robotics, dan 3D Printing,” kata Airlangga Hartarto ketika melakukan kunjungan kerja ke Tsinghua University di Beijing, Tiongkok, Sabtu (13/5) waktu setempat.
Menurut Airlangga, keunggulan implementasi Industry 4.0 antara lain mampu meningkatkan daya saing, produktivitas, pendapatan, dan optimalisasi proses di industri manufaktur. Untuk itu, salah satu inisiasi yang telah dilakukan oleh Kementerian Perindustrian dalam rangka menghadapi Industry 4.0 adalah dengan menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap pakai di dunia industri.
“Tsinghua University merupakan salah satu universitas terbaik di Tiongkok dengan reputasi dan metode pegajaran yang terintegrasi, yang telah melahirkan banyak tokoh nasional seperti Presiden Tiongkok, Xi Jinping,” paparnya.
Sumber : Tiongkok Investasi 99 T Untuk Bangun Industri Terpadu di Medan