Kemacetan di Amplas Disebabkan Proyek Jalan Raya
Kemacetan lalulintas tak pernah usai memerangkap pengendara di sepanjang Jalan Sisingamangaraja Medan, apalagi di antara simpang ring road hingga kawasan Amplas.
Meski di kawasan ini sudah terbentang jembatan fly over sejak beberapa tahun lalu namun kemacetan tetap mengular karena memang berdekatan dengan Terminal Terpadu Amplas (TTA) sebagai pintu keluar-masuk Kota Medan.
Konon pula saat ini sedang ada proyek pelapisan jalan raya dengan model rabat beton di sana. Maka para pengendara pun terpaksa jalan merayap sejak menuruni fly over ke arah pusat kota.
Kabarnya proyek itu akan berlangsung hingga 18 bulan ke depan, yang berarti kemacetan parah akan terjadi selama pengerjaannya di sepanjang jalan itu. Syukur, jika pengerjaannya ontime sehingga lalulintas di sana bisa lancar kembali, tetapi berkembang kabar bahwa penyelesaian proyek itu bakal molor.
Pasalnya pekerjaan tersebut diduga menyalah karena sama sekali tidak menggunakan peralatan (alat-alat berat proyek jalan raya) yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang pelaksanaan proyek.
Kontraktor PT Bangun Citra Kontraktor (BCK) yang mengerjakan proyek ini seyogianya menggunakan concrete paver atau concrete paving equipment dalam proses pencampuran material, penaburan hingga pemadatan dengan tekanan sedemikian rupa.
Penggunaan alat berat itu menjamin kepadatan yang merata sehingga badan jalan akan berkualitas standar. Namun kontraktor yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) justru mengerjakan proyek tahun jamak bernilai puluhan miliar rupiah itu secara manual, bak kontraktor kelas menengah, bahkan kelas pemula saja.
Kalau ada alasan bahwa alat berat concrete paver berukuran sangat besar, makanya tidak digunakan guna menghindari kemacetan total terlalu mengada-ada.
Toh, kontraktor sekelas PT BCK pastilah melakukan tahapan survei atau tinjauan lokasi untuk penggunaan concrete paver, sehingga tetap bisa mendatangkan alat berat dalam ukuran sesuai dengan bidang jalan yang dikerjakan.
Tetapi jika ternyata proyek tersebut sudah dialihkan atau dijual ke rekanan lain tentu PT BCK sebagai pemenang tendernya tetap harus bertanggungjawab.
Apapun ceritanya, apabila proyek pengerjaan rabat beton Jalan Sisingamangaraja itu molor dari masa kerja yang sudah ditetapkan alamat masyarakat, terutama para pengguna jalan, akan merugi.
Mereka bakal semakin lama terperangkap macet di sana, akibatnya banyak waktu yang terbuang percuma, apalagi pemerintah Kota Medan pun tak pernah tegas menertibkan banyak pool bus di sepanjang Jalan Sisingamangaraja tersebut.
Semua pool bus di sana bak "terminal liar" karena menjadi tempat menaikkan dan menurunkan penumpang sehingga mempersempit ruas jalan yang menyebabkan kemacetan lalulintas.
Dampak operasi pool bus yang "mengimbangi" Terminal Terpadu Amplas ini tentu menjadi lebih parah kini, karena ada proyek pengerjaan rabat beton Jalan Sisingamangaraja.
Eh, pengerjaan proyek itu bermasalah pula. Ah, macet memang sulit terurai di sepanjang Jalan Sisingamangaraja, apalagi pemerintah kota tidak memedulikannya pula.
Sumber : Kemacetan di Amplas Disebabkan Proyek Jalan Raya