Pilgubsu 2018, Golkar-PDIP vs Gerindra-PKS 

Pilgubsu 2018, Golkar-PDIP vs Gerindra-PKS 

Politik memang dinamis, perdetik bisa berubah tergantung selera. Sepakat kalau selera sama-sama pas. Merujuk Pilkada Jakarta, lantas perhelatan di Sumut pun bakal tak kalah dramatis, termasuk kemungkinan petahana Erry Nuradi tak diusung parpol? Konstelasi politik Sumatera Utara terbilang adem tapi memanas, khas daerah ini; banyak tebar umpan, hari ini kawan besok lawan, pun sebaliknya.


Banyak figur yang rata-rata ketua partai politik (parpol) mulai menunjukkan hasrat yang dikemas dalam banyak ragam. Mulai dari atas permintaan parpol hingga memanfaatkan kedudukan sebagai gubernur (petahana) atau bupati/walikota. Yang jelas, rata-rata parpol berkeinginan kuat mengusung kader sendiri daripada figur luar.


Parpol-parpol tengah mengebut persiapan matang untuk tujuan tersebut; mengusung calon sendiri sekaligus memenangkan Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sumut (Pilgubsu) 2018. Pun begitu, menyimak politik tergantung kesamaan selera (konsensus), maka peta pertarungan bisa saja berubah daripada tidak masuk dalam pertarungan alias jadi penonton.


Untuk Sumatera Utara yang memiliki jumlah 100 anggota DPRD dan penduduk sekira 13.937.797 jiwa (BPS Sumut, 2015), maka total calon paling banyak diperkirakan lima pasangan. Bila diusung parpol atau jumlah kursi legislatif, maka hitung-hitungan berdasarkan persyaratan bahwa setiap calon diusung oleh 20 persen kursi. Bila calon independen paling sedikit menyantumkan 800 ribu fotocopy KTP.


Mengingat tidak satupun parpol memiliki 20 kursi di DPRD Sumut, maka langkah koalisi (penggabungan beberapa parpol) akan menjadi langkah pasti. Menyimak konstelasi yang begitu sengit dan panas, maka wajar masing-masing parpol besar, terutama seperti Golkar, PDIP, Gerindra dan PKS sangat rajin merapatkan barisan.


Makin panas mengingat Pilgubsu 2018 bisa jadi gambaran pertarungan antara parpol pendukung pemerintah seperti PDIP dan Golkar melawan parpol opisisi yang dimotori Gerindra dan PKS. Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara, Japorman Saragih menegaskan tengah mematangkan figur dari beberapa bakal calon yang akan diusung pada Pilgubsu 2018. Japorman tidak menampik banyak tokoh yang berminat memakai perahu PDIP, walaupun pihaknya belum membuka pendaftaran. PDIP akan teliti memutuskan siapa calon, mengingat peluang koalisi dengan parpol lainnya amat dibutuhkan.


“Untuk dapat mengusung calon kita harus berkoalisi, saat ini kita telah mulai menjalin komunikasi dengan beberapa partai politik. Tentu dalam hal ini peran DPP PDI Perjuangan akan lebih besar dalam menentukan dengan siapa kita berkoalisi, sehingga pilgubsu mendatang akan berbeda dengan pilgub sebelumnya,” ucap Japorman, Kamis (18/5).


Japorman menambahkan partai pendukung koalisi di pemerintahan Jokowi-Jk bisa saja akan berkoalisi di Pilgubsu 2018. Peluang tersebut dinilainya sangat besar mengingat Sumatera Utara adalah penduduk yang besar sehingga sangat strategis apalagi menjelang Pileg dan Pilpres 2019.


“PDI Perjuangan membuka lebar-lebar komunikasi dengan pihak manapun apalagi tak ada partai yang akan bisa mengusung sendiri calon gubernur. Kita sudah menjalin komunikasi dengan Golkar, PPP dan Nasdem. Segala kemungkinan masih terbuka,” pungkas Japorman. Sementara, Sekretaris DPD-I Partai Golkar Sumut, Irham Buana Nasution menegaskan pihaknya juga membuka lebar koalisi dengan partai manapun pada Pilgubsu 2018. Irham mengaku posisi Golkar yang saat ini menjadi partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK memungkinan terbuka lebar terjalinnya koalisi dengan partai pendukung pemerintah.


“Saat ini kita sudah menetapkan Ngogesa Sitepu sebagai calon Gubsu yang akan kita usung. Tentu dalam hal ini kita juga membuka peluang koalisi dengan partai manapun untuk memenangkan Ngogesa Sitepu,” bilang mantan Ketua KPU Sumut dua periode itu. Irham menjelaskan meskipun Golkar adalah partai pemenang Pemilu 2014 di Sumatera Utara namun dengan perolehan 17 kursi di DPRD Sumut mengharuskan Golkar untuk berkoalisi dengan parpol lain.


“Jelas kita sudah menjalin komunikasi dengan beberapa parpol, tentu beberapa bulan kedepan komunikasi dengan partai tersebut akan semakin intens. Yang pasti komunikasi dengan partai lain kita buka selebar-lebarnya,” ucap Irham.


Sedangkan, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumut, Satria Yudha Wibowo pun menyampaikan ‘kewajiban’ berkoalisi. Menurut dia, PKS saat ini sangat rakin menjalin komunikasi politik dengan Partai Gerindra Sumut, meskipun tidak menutup kemungkinan PKS untuk berkoalisi dengan partai di luar Gerindra. “Gerindra memiliki 13 kursi dan PKS 9 kursi di DPRD Sumut. Total 22 kursi. Itu sudah memenuhi minimal 20 kursi untuk bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur,” ucap Satria, Kamis (18/5). Satria menambahkan dalam pigubsu 2018 peran DPP akan lebih kuat dalam penetapan calon.


Apalagi hubungan PKS dan Gerindra di tingkat DPP sangat harmonis, sehingga koalisi antara PKS dan Gerindra sangat terbuka lebar. Lantas, bila demikian akankah peluang Gubsu Erry Nurady diusung parpol sudah habis? Belum tentu, masih ada jalur indepen.


 
Sumber : Pilgubsu 2018, Golkar-PDIP vs Gerindra-PKS 
Pilgubsu 2018, Golkar-PDIP vs Gerindra-PKS  Pilgubsu 2018, Golkar-PDIP vs Gerindra-PKS  Reviewed by Info Medan Terlengkap on 8:52 PM Rating: 5
Powered by Blogger.