Pidato Viktor Laiskodat Dipolisikan Terkait Ujaran Kebencian dan Penodaan Agama
PAN mempolisikan Ketua Fraksi NasDem Viktor Laiskodat karena pidato soal parpol pendukung khilafah, di mana Viktor menuding PAN termasuk partai yang mendukung gerakan tersebut. Viktor dilaporkan PAN karena menodai agama.
"Materi yang dilaporkan di antaranya adalah pertama ujaran kebencian yang disampaikan saudara Viktor yang mana bisa menggangu harmoni persatuan dan kesatuan bangsa dan dapat memicu konflik di tengah-tengah masyarakat dan juga terjadinya gesekan-gesekan yang jugag tidak secara politik tetapi secara sosial dan keagamaan," kata Wasekjen PAN Surya I Wahyudi di Bareskrim Polri, Gedung KKP, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (4/8/2017). Nomor laporannya LP/775/VIII/2017/BARESKRIM.
"Yang kedua, pidato itu juga memuat unsur-unsur yang terkandung dalam pasal penodaan agama. Kemudian yang ketiga, mengandung tentang tuduhan-tuduhan yang tendensius yang boleh dibilang fitnah dan pencemaran nama baik kepada partai-partai politik yang sudah disebutkan," sambung Iman.
Kalimat Viktor dalam video tersebut dinilai sangat tendensius. Ada beberapa pernyataan Viktor yang disoroti PAN dalam video itu.
"Misal begini, ada partai-partai politik yang mendukung ekstremisme, intoleransi, kemudian pengaitan dengan kejadian silam tahun 65 terkait bunuh membunuh, 'kalau daripada mereka yang membunuh, lebih baik kita yang membunuh juga'. Itu juga bagian dari ujaran kebencian yang memicu konflik di masyarakat," terang Iman.
PAN melapor dengan membawa bukti berupa rekaman video pidato Viktor. PAN berharap laporan pihaknya ditindaklanjuti polisi. Jika nanti Viktor meminta maaf, dia ingin proses hukum terus berjalan.
"Ya tidak serta merta (dimaafkan) karena itu berbeda kan konteksnya. Sama seperti orang korupsi juga, mengganti kerugian tidak menghilangkan unsur pidana," tegas Iman.
Berpidato dalam suatu acara di NTT, Viktor bicara soal partai-partai politik yang dituduhnya pro-khilafah dan intoleran. Gerindra dkk disebut Viktor mendukung gerakan kekhilafaan.
"Sebagian kelompok ini yang hari ini mau bikin negara khilafah. Dan celakanya, partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga. Yang dukung supaya ini kelompok ini ekstremis ini tumbuh di NTT, partai nomor satu Gerindra.
Partai nomor dua itu namanya Demokrat. Partai nomor tiga namanya PKS. Partai nomor empat namanya PAN. Situasi nasional ini partai mendukung para kaum intoleran," kata Viktor yang pidatonya bercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Viktor sudah dihubungi soal pidatonya tersebut, namun yang mengangkat seorang perempuan yang diduga sekretarisnya. Perempuan itu mengatakan Viktor belum bisa menerima telepon karena masih kunker di dapilnya.
Sumber : Pidato Viktor Laiskodat Dipolisikan Terkait Ujaran Kebencian dan Penodaan Agama