Mengapa Gempa Deliserdang Terus Terjadi ? Ini Penjelasan BMKG
Gempa Deli Serdang yang mengguncang sejumlah wilayah Sumatera Utara (Sumut), Selasa dini hari tadi (14/2/2017), tidak menimbulkan kerusakan. BMKG pun mengimbau warga agar tidak panik.
Hingga siang ini, dari sejumlah gempa, yang terkuat terjadi pada pukul 03.35 WIB dengan kekuatan 5,2 Skala Richter (SR). Pusat gempa berada pada koordinat 03.33 LU – 98,48 BT, 35 km arah barat daya Kota Medan pada kedalaman 10 km.
Menurut Kabid Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Dr Daryono MSi, dampak gempa bumi berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan bahwa di Medan, Binjai, Pancurbatu, Bangunpurba, Sibolangit, Bandar Baru, Kualasiluman, Tanjung Morowa, dan Berastagi mengalami guncangan dalam skala intensitas II SIG-BMKG atau III-IV MMI.
Menurut laporan, gempa bumi ini dirasakan orang banyak dan beberapa warga hingga terbangun dari tidur dan berlarian keluar rumah. Dampak gempa bumi pada skala intensitas II SIG-BMKG belum berpotensi menimbulkan kerusakan bangunan.
Gempa Deli Serdang ini merupakan aktivitas gempabumi kerak bumi dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas sesar aktif. Banyak pertanyaan warga yang dilontarkan kepada BMKG, mengapa aktivitas gempa bumi di wilayah Deli Serdang terus berlangsung.
“Untuk menjawab pertanyaan ini tentu tidak mudah. Namun demikian yang pasti berdasarkan peta tektonik setempat di zona ini memang terdapat beberapa struktur sesar,” ujarnya.
Tingginya aktivitas gempa bumi pada suatu wilayah merupakan cerminan bahwa di tempat tersebut memang terdapat medan tegangan batuan kulit bumi, sehingga pada bagian batuan lemah akan mengalami pergeseran patahan yang dimanifestasikan sebagai gempa bumi.
Setiap aktivitas gempa bumi yang terjadi merupakan tahapan pelepasan energi yang sudah terakumulasi sejak lama. Patut disyukuri bahwa di zona gempa Deli Serdang, proses ini berlangsung secara bertahap dalam bentuk aktivitas gempa-gempa kecil dan tidak sekaligus muncul sebagai gempa besar.
Mekanisme semacam ini tentu berkaitan dengan katakteristik batuan dan sumber gempa setempat. Dengan terjadinya pelepasan energi teganan kerak bumi dalam bentuk gempa gempa kecil ini, maka diharapkan lambat laun energi yang terakumulasi akan habis dengan sendirinya.
“Satu hal yang harus kita pahami bahwa aktivitas gempa bumi Deli Serdang akhir-akhir ini murni akibat aktivitas tektonik dan tidak ada ciri ciri yang menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu aktivitas vulkanik. Untuk itu masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” terangnya
Sumber : Mengapa Gempa Deliserdang Terus Terjadi ? Ini Penjelasan BMKG