10 Gambar Museum Fatahillah, Harga Tiket Masuk, Sejarah Kota Tua Jakarta + Misteri Angker

10 Gambar Museum Fatahillah, Harga Tiket Masuk, Sejarah Kota Tua Jakarta + Misteri Angker
Alamat isi museum fatahillah harga tiket masuk sejarah kota tua di jakarta misteri angker gambar jam buka foto letak lokasi denah wikipedia history peta map arsitektur video htm isinya hantu malam buka hari apa adalah
Suasana Museum Fatahillah. Foto: gpsmycity.com

Lokasi: Jalan Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Tamansari, Kota Jkt Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110, Indonesia
Maps: Klik Disini
HTM: 5.000 (Dewasa), 3.000 (pelajar), 2.000 (anak-anak)
Buka/Tutup: 09.00 – 15.00 WIB (Selasa – Minggu), Senin Tutup
Telepon: +62 21 6929101


Jakarta merupakan ibukota RI yang memiliki kisah sejarah dan juga cerita historis yang sangat panjang. Bahkan memiliki hubungan yang erat dengan pra sejarah dan juga jaman penjajahan Belanda ketika itu. Perjalanan sejarah ini tentu saja bisa didapatkan di museum-museum  yang tersebar di ibukota Indonesia ini.


Museum-museum ini menyajikan sisi informasi dan edukasi kepada para wisatawan yang ingin mengetahui apa saja yang terjadi di masa lalu kota Jakarta dan juga Indonesia. Untuk era penjajahan Belanda dan jaman kemerdekaan, museum Satria Mandala, Monumen Nasional bisa menjadi pilihan. Sementara Museum Gajah memberikan kisah historis di masa pra sejarah. Sementara itu untuk mengetahui kisah sejarah pada masa pemerintahan Kolonial Belanda bisa mengunjungi Museum Fatahillah yang sudah sangat terkenal di kota Jakarta ini.


Arsitektur Museum Fatahillah. Foto: indoindians.com

Mengenal Sejarah Museum Fatahillah


Museum Fatahillah ini berada di kawasan Kota Tua atau berada di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat. Para wisatawan bisa mengunjungi kawasan wisata museum ini guna melihat dan mendapatkan informasi mengenai peninggalan sejarah dari kota Jakarta sejak zaman prasejarah dan juga di masa kejayaan dari pelabuhan Sunda Kelapa sertta era penjajahan. Bahkan di sini para wisatawan bisa melihat isi dari benda-benda peninggalan di masa kolonial tersebut. Selain itu para pengunjung juga bisa mendapatkan informasi suasana kota Jakarta pasca kemerdekaan


Gedung museum ini pada awalnya dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai Balai Kota atau Stadhuis. Ketika itu Balai Kota ini diresmikan oleh Gubernur Jendral Abraham Van Riebeeck di tahun 1710. Pembangunan gedung Balai Kota ini dimulai pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen yang dimulai pada tahun 1620. Ketika itu kondisi lahan atau tanah yang ada di Jakarta masih sangat labil. Hal ini membuat proses pembangunan sedikit tertunda dan membuat museum atau balai kota ini sempat anjlok. Sebelum peresmiannya gedung Stadhuis ini harus mengalami beberapa kali pemugaran sebelum diresmikan.


Setelah diresmikan, beberapa kali gedung balai kota ini akhirnya beralihan fungsi dan juga mengalami perubahan. Setelah berfungsi sebagai balai kota, gedung ini digunakan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat di tahun 1925 – 1942. Setelah itu berubah fungsi menjadi Kantor Pengumpulan Logistik Dai Nippon ketika Jepang menduduki Indonesia dan juga Jakarta. Hal ini terjadi pada tahun 1942 – 1945.


Ruang Pameran Museum Fatahillah. Foto: pinterest.com

Setelah Indonesia merdeka di tahun 1945, gedung ini kembali berganti fungsi menjadi markas Komando Militer Kota / Kodim 0503 Jakarta Barat. Dan ini berselang di tahun 1952 – 1968. Baru di tahun 1968 akhirnya Pemda DKI Jakarta mendapatkan hak sepenuhnya gedung ini. Dan pada tahun yang sama gedung ini dijadikan menjadi Museum Sejarah Jakarta. Dan diresmikan pada tanggal 30 Maret 1974 oleh Ali Sadikin yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.


Museum Sejarah Jakarta ini sangat populer dengan sebutan Museum Fatahillah. Di dalam museum ini terdapat sekitar 23.500 koleksi benda-benda bersejarah. Benda-benda bersejarah ini ada yang masih asli dan juga replika. Koleksi yang ada di Museum Fatahillah ini diambil dari Museum Jakarta Lama atau Oud Batavia Museum. Museum Jakarta Lama ini dahulu letaknya berada di Jalan Pintu Besar Utara No. 27. Sekarang ini Museum Jakarta Lama beralih fungsi menjadi Museum Wayang.


Di Museum Fatahillah ini terdapat salah satu benda bersejarah berupa Prasasti Ciaruteun peninggalan jaman Tarumanagara yang isinya bisa dilihat di wikipedia. Selain itu di museum ini juga terdapat Meriam Si Jagur, Patung Dewa Hermes dan juga sel tahanan dari Untung Suropati di tahun 1670 dan juga Pangeran Diponegoro yang ditahan di tahun 1830. Sementara ada gambar-gambar serta lukisan dari Gubernur Jendral VOC Hindia Belanda yang memimpin Jakarta dari tahun 1602 – 1942.


Di museum ini pula para wisatawan bisa melihat berbagai alat pertukangan di zaman prasejarah dan juga koleksi persenjataan yang masih tersimpan rapi di sini. Ada pula koleksi mebel antik yang merupakan salah satu peninggalan di abad ke 17 hingga abad ke 19. Semuanya tersimpan dengan rapi dan juga bisa dilihat oleh para wisatawan.


Meriam Si Jagur. Foto: wikipedia.com

Di museum ini barang-barang yang dipamerkan memang sudah sesuai dengan periode asalnya. Dilengkapi dengan informasi yang membuat para wisatawan akan mendapatkan info dengan lengkap. Ruang-ruang pameran yang terdapat di museum dengan gaya arsitektur kolonial klasik ini juga terdapat benda-benda peninggalan lainnya.


Ada beberapa ruang pameran seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta dan juga Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung serta Ruang MH Thamrin. Pembagian ruangan ini berdasarkan dengan penataan dari benda koleksi yang tentu saja mempertimbangkan aspek artistik serta memiliki fungsi yang optimal guna menjadi sumber informasi bagi para pengunjung. Biasanya barang yang dipamerkan sekitar 500 benda bersejarah. Dan akan dirotasi sesuai dengan kebutuhan. Sementara barang lainnya berada di ruang penyimpanan atau gudang.


Kemegahan Museum Fatahillah. Foto: wikipedia.com

Area dari Museum Fatahillah


Kawasan wisata Museum Fatahillah ini terbagi menjadi 3 lantai. Di area lantai bawah ini para wisatawan bisa melihat beberapa peninggalan VOC yang dipamerkan di sini. Para pengunjung bisa melihat beberapa patung dan juga barang-barang keramik yang dipamerkan di lemari besar. Selain itu terdapat beberapa barang kerajinan seperti prasasti dan juga gerabah serta benda-benda penemuan dari para arkeolog jaman dulu.


Di lantai ini pula para wisatawan bisa melihat salah satu benda peninggalan dari budaya Betawi atau Batavia yang menyajikan bentuk serta tampilan dapur tempo dulu di rumah masyarakat Betawi.


Sementara di area lantai 2 ini para pengunjung bisa melihat beberapa perabotan dan juga benda peninggalan dari para bangsa Belanda yang masih ada di sekitar museum. Di sini para wisatawan bisa melihat tempat tidur dan juga lukisan-lukisan yang digunakan di masa kolonial. Dan terdapat pula jendela besar yang posisinya berhadapan dengan alun-alun. Konon jendela besar ini pada waktu itu digunakan oleh para petinggi pemerintahan Belanda guna menyaksikan dan melihat eksekusi hukuman mati para tahanan yang ketika itu dilakukan di area alun-alun bagian tengah.


Halaman Museum Fatahillah. Foto: tripadvisor.com

Bergerak ke ruang bawah tanah, di sini para wisatawan bisa melihat salah satu ruangan yang memiliki peran tidak kalah penting ketika pada masa penjajahan Belanda. Di sini para wisatawan bisa melihat kondisi penjara bawah tanah dari para tahanan yang ketika itu melawan pemerintahan Belanda. Di sini terdapat sekitar 5 ruangan sempit yang sangat pengap dan dilengkapi dengan bandul besi yang berfungsi sebagai belenggu untuk para tahanan pada masa itu.


Eksterior Museum Fatahillah. Foto: jacktour.com

Cerita mistis dan angker Museum Fatahillah


Di daerah Kota Tua memang banyak gedung-gedung tua yang memiliki nilai sejarah tinggi. Museum Fatahillah ini sendiri menjadi salah satu bangunan bersejarah yang sangat indah dan juga kokoh. Museum Fatahillah memiliki kisah history atau sejarah yang cukup kental dengan kota Jakarta. Ternyata selain kisah sejarah perjalanan kota Jakarta, di sini juga memiliki cerita mistis dan juga angker


Meskipun sekarang museum ini kerap dijadikan tempat syuting video klip dan juga FTV, tapi kesan seram dan angker tidak bisa dilepaskan dari mseum ini. Apalagi dengan banyaknya kisah eksekusi dan juga pembantaian sadis yang ketika itu dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada warga Tiongkok yang hidup di sekitar Jakarta. Kejadiannya pada tahun 1740 lalu.


Ketika itu di sekitar alun-alun museum ini dilakukan eksekusi atau pembantaian sekitar 500 orang China secara terbuka. Akibat pembantaian tersebut hingga sekarang ini kerap terdengar suara-suara teriakan histeris dan juga tangisan yang sangat jelas dan juga ramai di sekitar area alun-alun. Bahkan ada yang pernah melihat penampakan di sekitar alun-alun tanpa kepala. Sebuah cerita misteri yang cukup membuat bulu kuduk bergidik.


Ternyata bukan hanya di area alun-alun saja yang cukup menyeramkan. Di sekitar area penjara bawah tanah ini yang sudah ada semenjak 300 tahun lalu ini memiliki cerita misteri tersendiri. Area ruang bawah tanah ini dulu digunakan untuk menyekap para tahanan dan juga penjahat serta tokoh masyarakat yang ketika itu melawan kebijakan pemerintah Hindia Belanda di Jakarta. Dan kisah kejam terjadi di ruang tahanan ini. Pada masa tersebut pemerintah Hindia Belanda memasukkan para tahanan ini ke dalam ruang bawah tanah tersebut sebanyak 500 orang hingga sesak. Dan mereka dibiarkan kelaparan bahkan hingga mati sesak dan disiksa.


Suasana alun-alun Fatahillah. Foto: tripadvisor.com

Tidak perlu heran jika memasuki area ruang bawah tanah tersebut terpancar nuansa mistis. Bahkan kerap terdengar suara aneh dan juga bau anyir serta amis darah. Bahkan kerap muncul penampakan sosok bayangan hitam yang sering muncul di area tersebut. Dipercaya juga kerap ada penampakan 3 hantu dengan wujud anak kecil dengan bentuk yang tidak karuan serta pria dan wanita yang mengenakan pakaian khas Belanda kerap muncul di area ruang bawah tanah tersebut.


Seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa Museum Fatahillah ini dahulu dijadikan tempat untuk melakukan eksekusi terhadap tahanan yang terbukti melakukan pemberontakan kepada pemerintah Hindia Belanda selain dijadikan kantor pemerintahan. Menurut cerita sejarah bahwa ketika seorang tahanan yang hendak dilakukan eksekusi nantinya akan diberikan tanda di sekitar museum. Jika akan ada sebuah eksekusi nantinya akan ada sebuah lonceng yang dibunyikan. Lonceng ini diberi nama Lonceng Kematian.


Ketika berbunyi sekali berarti tahanan akan digiring ke ruang pengadilan. Sementara bunyi kedua berarti tahanan sudah ada di sekitar ruang atau podium pengadilan di Museum Fatahillah tersebut. Sementara jika lonceng berbunyi lagi atau bunyi ketiga menjadikan tanda bahwa tahanan segera dieksekusi di area alun-alun. Dan eksekusi ini akan dilihat oleh para pejabat dan hakim pengadilan dari Hindia Belanda. Bahkan pada saat tertentu lonceng ini masih berbunyi dengan sendirinya. Pada masa lalu lonceng ini dibunyikan ketika malam hari. Dan sekarang ini kerap terdengar bunyi pada malam hari.


Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, para tahanan yang akan dieksekusi ini akan dibawa ke area alun-alun. Sementara dari jendela besar di Balai Kota ini nantinya Gubernur Jenderal Hindia Belanda akan memberi kode guna melakukan eksekusi tersebut. Dan museum ini memang menjadi saksi bisu terhadap eksekusi dan juga penderitaan tawanan yang berada di penjara bawah tanah.


Ruang Pameran Museum Fatahillah. Foto: tripadvisor.com

Yang mengerikan adalah ketika air laut pasang, penjara bawah tanah ini akan penuh dengan air laut. Pada jaman dulu Balai Kota ini sangat dekat lokasinya dengan laut. Sehingga air laut kerap masuk ke dalam bangunan dan merendam tubuh para tawanan di sekitar ruang bawah tanah. Dan hal ini membuat para tawanan akan sangat menyedihkan. Bahkan Pangeran Diponegoro serta Cut Nyak Dien pernah ditahan dan dibawa ke sini sebelum diasingkan.


Cerita mistis dan misteri lainnya bergabung dengan misteri dari gedung Museum Fatahillah ini. Pasalnya di dekat ruang pertunjukan telah ini ditemukan adanya ruang rahasia pada tahun 2010 lalu. Di area dinding kamar dengan luas sekitar 200 meter persegi ini memiliki gambar mural yang sangat eksotis dan tampak belum seratus persen jadi. Mural ini menceritakan kondisi dari kota Jakarta di tahun 1880 – 1920. Dan mural ini dibuat oleh pelukis Harijadi Sumodidjojo dan juga S. Sudjojono di tahun 1974. Kala itu Gubernur Jakarta yaitu Ali Sadikin memerintahkan untuk membuat mural tersebut.


Meskipun sudah dilakukan renovasi besar-besaran yang selesai pada bulan Januari 2015 lalu, tentu saja aura mistis dan juga kesan angker memang tidak bisa dilepaskan dari Museum Fatahillah ini. Tidak heran banyak yang mencari wangsit di museum ini. Bagi para pengunjung yang datang tidak diperkenankan berkata kotor dan juga tidak sopan. Pasalnya bisa mengganggu hantu yang menghuni museum tersebut.


Alun-alun Museum Fatahillah. Foto: indonesiakaya.com

Harga tiket masuk dan jam operasional Museum Fatahillah


Jam operasional atau jam buka dari Museum Fatahillah ini sekitar jam 09.00 – 15.00 WIB setiap hari Selasa hingga Minggu. Pada hari Senin museum akan ditutup untuk dilakukan pemeliharaan. Sementara untuk tiket masuknya sendiri sebesar 5 ribu untuk dewasa dan 2 ribu untuk anak-anak. Rute untuk menuju ke lokasi Museum Fatahillah ini sangat mudah. Bisa menggunakan kendaraan pribadi dan juga umum. Aplikasi Google Map sudah bisa membantu dengan memberikan peta, denah dari kota Jakarta terutama akses ke Museum Fatahillah tersebut.


Source: 10 Gambar Museum Fatahillah, Harga Tiket Masuk, Sejarah Kota Tua Jakarta + Misteri Angker
Sumber : 10 Gambar Museum Fatahillah, Harga Tiket Masuk, Sejarah Kota Tua Jakarta + Misteri Angker
10 Gambar Museum Fatahillah, Harga Tiket Masuk, Sejarah Kota Tua Jakarta + Misteri Angker 10 Gambar Museum Fatahillah, Harga Tiket Masuk, Sejarah Kota Tua Jakarta + Misteri Angker Reviewed by Info Medan Terlengkap on 10:28 AM Rating: 5
Powered by Blogger.